
Bulan Oktober menandai dimulainya musim wabah tifus semak di Thailand, karena cuaca lembap dan suhu yang lebih sejuk menciptakan kondisi ideal bagi tungau chigger—vektor penyakit ini—untuk berkembang. Ditambah dengan peningkatan aktivitas luar ruangan seperti mendaki, berkemah, dan bertani selama bulan-bulan akhir musim hujan dan awal musim dingin, risiko infeksi meningkat secara signifikan.
Otoritas Kesehatan Peringatkan Wabah "Scrub Typhus" di Akhir Musim Hujan Petani dan Wisatawan Berisiko Tinggi dari Gigitan Tungau
Bulan Oktober menandai dimulainya musim wabah scrub typhus di Thailand, saat cuaca lembab dan suhu yang lebih dingin menciptakan kondisi ideal bagi tungau penyebab penyakit untuk berkembang biak. Ditambah lagi dengan meningkatnya aktivitas di luar ruangan seperti mendaki, berkemah, dan bertani selama akhir musim hujan dan awal musim dingin, risiko infeksi meningkat secara signifikan.
Menurut sistem pemantauan Departemen Pengendalian Penyakit, antara 1 Januari dan 8 Oktober 2025, tercatat 6.688 kasus scrub typhus di seluruh negeri, dengan 5 kematian. Provinsi dengan insiden tertinggi adalah Mae Hong Son, Nan, Roi Et, Chiang Mai, dan Chiang Rai. Di Wilayah Kesehatan 7 (Khon Kaen, Maha Sarakham, Roi Et, dan Kalasin), tercatat 477 kasus, dengan provinsi Roi Et melaporkan jumlah pasien terbanyak.
Scrub typhus adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan dari tungau yang terinfeksi, yang biasanya hidup di rerumputan tinggi, semak belukar, hutan, dan sawah. Tungau sering menggunakan hewan pengerat sebagai reservoir alami mereka. Setelah infeksi, gejala biasanya muncul dalam waktu 10–12 hari dan dapat mencakup demam tinggi yang berkepanjangan, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, batuk, mual, muntah, dan terkadang mata merah. Luka keropeng berwarna hitam yang khas di tempat gigitan, mirip dengan luka bakar rokok, mungkin juga muncul. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, meningitis, atau ensefalitis, yang dapat berakibat fatal.
Tips Pencegahan:
- Kenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang saat memasuki area berisiko tinggi.
- Oleskan obat pengusir serangga pada kulit dan pakaian.
- Hindari duduk atau berbaring langsung di atas rumput atau tanah.
- Setelah terpapar di luar ruangan, segera mandi, cuci rambut, dan cuci pakaian dengan bersih menggunakan sabun dan deterjen.
- Jaga kebersihan di sekitar rumah dan lahan pertanian dengan memotong rumput, menggemburkan tanah, dan mengurangi populasi hewan pengerat.
Otoritas menyarankan petani dan pelancong di luar ruangan untuk mengambil tindakan pencegahan khusus. Siapa saja yang mengalami demam tinggi, sakit kepala, nyeri tubuh, ruam, atau kemerahan pada mata—khususnya dengan luka keropeng hitam seperti luka bakar—harus segera mencari perawatan medis dan memberi tahu dokter tentang paparan terbaru di lingkungan hutan atau ladang. Penggunaan antibiotik sendiri sangat tidak dianjurkan, karena dapat menunda diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Artikel dalam kategori ini ditulis oleh tim editorial kami untuk membuat Anda tetap mendapat informasi tentang berita wisata medis dan layanan kesehatan terbaru.