
Dr. Pairoj Surattanawanich, Wakil Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis, Thailand, baru-baru ini mengumumkan pembukaan Klinik Terapi Okupasi Intensif baru di Institut Rehabilitasi Medis Nasional Sirindhorn. Inisiatif ini menegaskan komitmen Institut untuk menjadi pusat keunggulan dalam rehabilitasi pasien melalui terapi okupasi.
Dr. Pairoj Surattanawanich, Wakil Direktur Jenderal Departemen Pelayanan Medis, Thailand, baru-baru ini mengumumkan pembukaan Klinik Intensif Terapi Okupasi baru di Institut Rehabilitasi Medis Nasional Sirindhorn. Inisiatif ini menegaskan komitmen Institut untuk menjadi pusat unggulan dalam rehabilitasi pasien melalui terapi okupasi.
Dibuka pada tahun 2017, klinik ini didedikasikan untuk memberikan layanan rehabilitasi bagi individu dengan Cedera Otak Mendapat (Acquired Brain Injury, ABI) yang berada dalam enam bulan setelah diagnosis mereka. Para ahli medis menganggap periode ini krusial, sering menyebutnya sebagai “periode emas” rehabilitasi, di mana pasien memiliki kemungkinan pemulihan yang lebih tinggi. Fokus klinik ini adalah pada terapi okupasi intensif, bertujuan untuk memaksimalkan potensi pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup pasiennya.

Klinik ini menggunakan berbagai teknik canggih yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi spesifik masing-masing pasien. Ini termasuk Terapi Gerakan Terbatas (Constraint-induced Movement Therapy, CIMT), Terapi Cermin, dan teknik latihan fasilitasi berulang (Metode Kawahira), yang semuanya didukung oleh penelitian dan diakui secara internasional atas efektivitasnya. Selain itu, klinik ini mengintegrasikan teknologi mutakhir seperti terapi berbasis komputer, terapi berbasis robot, dan realitas virtual, yang membantu meningkatkan motivasi dan hasil pemulihan.

Para terapis okupasi di klinik ini adalah profesional yang sangat terlatih, setelah menjalani pelatihan khusus dalam berbagai teknik terapi, termasuk di Laboratorium KAWAHIRA yang bergengsi di Tokyo, Jepang. Klinik ini menjaga standar perawatan tinggi, dengan memastikan rasio terapis-pasien yang rendah, dengan satu terapis okupasi untuk setiap dua pasien. Setiap sesi rehabilitasi berlangsung satu jam, dengan pasien menghadiri empat hingga lima sesi per minggu.
Institut Rehabilitasi Medis Nasional Sirindhorn tidak hanya menjadi pemimpin dalam terapi rehabilitasi tetapi juga dalam penelitian dan edukasi. Studi yang sedang berlangsung menilai efektivitas berbagai teknik rehabilitasi. Misalnya, penelitian sedang dilakukan untuk mengevaluasi dampak penggabungan terapi cermin dengan pelatihan terapi okupasi tradisional pada rehabilitasi ekstremitas atas pada pasien stroke. Institut ini secara aktif menyebarkan pengetahuan melalui program pelatihan bagi terapis okupasi dan tenaga medis, dengan tujuan memperluas jangkauannya ke penyedia layanan kesehatan di tingkat provinsi dan komunitas.

Klinik Intensif Terapi Okupasi di Institut Rehabilitasi Medis Nasional Sirindhorn menawarkan layanan untuk pasien rawat inap dan rawat jalan, dilengkapi dengan beragam peralatan dan teknologi rehabilitasi. Integrasi dari berbagai teknik dan teknologi ini menciptakan model baru untuk layanan rehabilitasi fisik yang komprehensif bagi individu dengan patologi otak, memastikan akses ke perawatan rehabilitasi terkemuka.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Klinik Intensif Terapi Okupasi dan inisiatif lainnya di Institut Rehabilitasi Medis Nasional Sirindhorn, silakan kunjungi: Departemen Pelayanan Medis.
Artikel dalam kategori ini ditulis oleh tim editorial kami untuk membuat Anda tetap mendapat informasi tentang berita wisata medis dan layanan kesehatan terbaru.