
Kementerian Kesehatan mengumumkan komitmen untuk mencegah dan mengelola kekerasan di rumah sakit melalui inisiatif STOP Violence, dengan tujuan menjadikan rumah sakit sebagai contoh ruang aman bagi masyarakat. Antara tahun 2017 dan 2024, terjadi 101 insiden kekerasan di rumah sakit dan ruang gawat darurat, yang sebagian besar melibatkan individu mabuk merusak properti atau menyerang staf. Berkolaborasi dengan jaringan mitra, kementerian telah membangun sistem manajemen keselamatan untuk memastikan keamanan pekerja kesehatan dan pasien, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam mengurangi pelecehan dan kekerasan.
Kementerian Kesehatan (MOPH) mengumumkan komitmen untuk mencegah dan menangani kekerasan di rumah sakit melalui inisiatif STOP Violence, yang bertujuan menjadikan rumah sakit sebagai contoh ruang aman bagi masyarakat. Antara tahun 2017 dan 2024, terdapat 101 insiden kekerasan di rumah sakit dan unit gawat darurat, yang sebagian besar melibatkan individu yang mabuk merusak properti atau menyerang staf. Bekerja sama dengan jaringan mitra, kementerian telah membentuk sistem manajemen keselamatan untuk memastikan keamanan bagi tenaga kesehatan dan pasien, sambil mendorong partisipasi masyarakat dalam mengurangi pelecehan dan kekerasan.

Pada 18 September 2025, di IMPACT Forum Convention Center di Muang Thong Thani, MOPH mengadakan lokakarya tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Rumah Sakit (STOP Violence), yang dihadiri oleh lebih dari 300 eksekutif, tenaga kesehatan, dan mitra jaringan. Acara ini menampilkan ceramah pembuka tentang “Meningkatkan Keselamatan di Fasilitas Kesehatan sebagai Agenda Nasional” dan deklarasi bersama yang menguraikan komitmen terhadap keselamatan rumah sakit:
1. Tidak mentoleransi semua bentuk kekerasan—baik verbal, ancaman, atau tindakan fisik terhadap personel dan properti di fasilitas kesehatan.
2. Memperkuat kolaborasi di semua sektor untuk menciptakan sistem keselamatan yang kuat dan tanpa celah.
3. Mengembangkan pendekatan sistematis untuk mencegah, merespons, dan mendukung staf yang terkena dampak kekerasan.
4. Mempromosikan pemahaman publik bahwa perawatan kesehatan berkualitas hanya dapat terjadi ketika tenaga kesehatan aman.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa dari 2017 hingga 2024, insiden kekerasan di rumah sakit dan unit gawat darurat—yang sering kali melibatkan individu yang mabuk—menciptakan lingkungan kerja yang tidak aman, berdampak negatif pada moral staf dan kualitas layanan. Untuk mengatasi hal ini, kementerian telah menerapkan sistem manajemen keselamatan, meningkatkan kesiapan staf, meningkatkan keterlibatan komunitas, dan membina kesadaran publik bahwa rumah sakit adalah tempat yang aman untuk semua.
Tindakan keselamatan spesifik mencakup pengembangan sistem pelaporan, pencegahan, dan tindak lanjut di semua fasilitas kesehatan; pemasangan CCTV selama 24 jam dan titik akses terkontrol; menyediakan area tunggu keluarga yang aman dan tertib; serta menerapkan sistem alarm dan saluran komunikasi darurat yang terhubung dengan polisi, otoritas lokal, jaringan relawan, dan yayasan terkait. Fasilitas juga diwajibkan untuk melakukan pelaporan dan rehabilitasi pasca-insiden, serta latihan darurat. Tindakan hukum yang ketat akan diberlakukan dalam kasus kekerasan rumah sakit untuk memastikan rumah sakit berfungsi sebagai model ruang aman dalam masyarakat, memberikan perawatan berkualitas kepada pasien dan lingkungan kerja yang aman bagi staf, sambil mendorong kerja sama masyarakat untuk mengurangi perilaku yang mengancam dan kekerasan.

Sumber:
Artikel dalam kategori ini ditulis oleh tim editorial kami untuk membuat Anda tetap mendapat informasi tentang berita wisata medis dan layanan kesehatan terbaru.