
Rumah Sakit Rajavithi dan Departemen Layanan Medis di bawah Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand telah mengeluarkan peringatan kesehatan masyarakat pada Hari Kanker Kepala dan Leher Sedunia, menekankan bahaya laten kanker kepala dan leher. Kanker tetap menjadi masalah kesehatan utama secara global, seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal tetapi menjadi simptomatik setelah menyebar. Jumlah pasien kanker terus meningkat di seluruh dunia, menjadikannya salah satu penyebab utama kematian.
Rumah Sakit Rajavithi dan Departemen Layanan Medis di bawah Kementerian Kesehatan Masyarakat, Thailand, telah mengeluarkan peringatan kesehatan masyarakat pada Hari Kanker Kepala dan Leher Sedunia, menekankan bahaya tersembunyi dari kanker kepala dan leher. Kanker tetap menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal tetapi menunjukkan gejala setelah menyebar. Jumlah pasien kanker terus meningkat secara global, menjadikannya salah satu penyebab kematian utama.
Apa itu Kanker Kepala dan Leher?
Kanker kepala dan leher mencakup beberapa jenis, termasuk kanker mulut, tenggorokan, area hidung, kulit kepala dan leher, kelenjar ludah, dan tiroid. Gejala umum meliputi benjolan di leher, luka di mulut yang tak kunjung sembuh, batuk berdarah, suara serak, gigi kendur, nyeri saat menelan, hidung tersumbat, mimisan, nyeri telinga, dan penurunan berat badan. Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui, faktor risiko meliputi merokok, konsumsi alkohol berlebihan, infeksi HPV, paparan bahan kimia di udara, dan paparan sinar matahari. Tindakan pencegahan termasuk berhenti merokok, membatasi konsumsi alkohol, vaksinasi terhadap HPV, dan melindungi kulit dari sinar matahari. Opsi pengobatan bervariasi tergantung pada lokasi, ukuran, dan jenis kanker dan dapat melibatkan operasi, terapi radiasi, kemoterapi, dan imunoterapi.
Dr. Nutthapong Wongwiwat, M.D., Wakil Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis, menjelaskan bahwa kanker kepala dan leher dapat mempengaruhi saluran pencernaan, saluran pernapasan atas, dan daerah leher, yang dikenal sebagai kanker telinga, hidung, dan tenggorokan. Jenis yang paling umum termasuk kanker mulut, tenggorokan, laring, rongga hidung dan sinus, kelenjar tiroid, dan kelenjar ludah. Meskipun mendiagnosis kanker ini umumnya mudah, beberapa kasus memerlukan keahlian khusus dan teknik pemeriksaan lanjutan, terutama untuk kanker di area yang lebih tersembunyi seperti hidung, rongga hidung, dan laring.
Dr. Jinda Rojanamethin, MD, Direktur Rumah Sakit Rajavithi, menyoroti bahwa di Thailand, faktor risiko untuk kanker kepala dan leher termasuk konsumsi alkohol dan merokok. Secara historis, kebiasaan mengunyah sirih dengan daun tembakau adalah praktik umum dan penyebab signifikan kanker mulut, terutama di daerah bukal. Selain itu, kelainan genetik dapat meningkatkan risiko bagi individu yang mengonsumsi alkohol dan merokok. Kanker mulut dapat muncul di mana saja di mulut, seringkali muncul sebagai benjolan atau luka yang tak kunjung sembuh dalam 2–3 minggu. Gejala dapat mencakup perdarahan, mati rasa akibat kerusakan saraf, atau penyebaran kanker ke kelenjar getah bening, yang bisa terdeteksi sebagai benjolan di leher.

Dr. Thanitta Bovornprus, MD, seorang spesialis di Pusat Keunggulan Otolaringologi, Rumah Sakit Rajavithi, menekankan pentingnya mencegah kanker mulut dengan menghindari merokok, konsumsi alkohol, dan mengunyah daun sirih. Menjaga kebersihan mulut yang baik dan pemeriksaan rutin gigi juga penting untuk deteksi dini dan pencegahan.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi [situs web Departemen Layanan Medis] dan [ArokaGO Health Library]
Artikel dalam kategori ini ditulis oleh tim editorial kami untuk membuat Anda tetap mendapat informasi tentang berita wisata medis dan layanan kesehatan terbaru.