
Menurut statistik kesehatan dari Kementerian Kesehatan Masyarakat, jumlah penderita diabetes di Thailand terus meningkat. Pada tahun 2023, terdapat 300.000 kasus baru setiap tahunnya. Diabetes adalah ancaman diam-diam yang dapat mengejutkan Anda.
Menurut statistik kesehatan dari Kementerian Kesehatan Masyarakat, jumlah orang di Thailand yang menderita diabetes terus meningkat. Pada tahun 2023, ada 300.000 kasus baru setiap tahun. Diabetes adalah ancaman diam-diam yang bisa membuat Anda lengah.
Banyak pria mungkin mengalami masalah seperti disfungsi ereksi, yang sering disebut "nokkheao mai khan" (yang berarti "tidak dapat ereksi"), kelelahan, kehilangan gairah seksual, atau gejala lainnya, yang sebenarnya mungkin disebabkan oleh diabetes. Untuk memahami hal ini lebih baik, kami berkonsultasi dengan Dr. Wiwat Rodprasert, seorang spesialis endokrinologi dan metabolisme yang memiliki gelar Ph.D. dalam Kesehatan Pria dari Finlandia.
Daftar Periksa Gejala Testosteron Rendah
Testosteron rendah dapat muncul melalui berbagai gejala. Berikut adalah daftar periksa untuk membantu Anda mengidentifikasi potensi masalah:
1. Penurunan gairah seksual
2. Disfungsi ereksi
3. Kelelahan dan kelemahan
4. Peningkatan berat badan yang tak dapat dijelaskan
5. Osteoporosis
6. Hot flashes
7. Insomnia
8. Stres dan depresi
9. Penurunan rasa percaya diri
10. Konsentrasi dan daya ingat yang buruk
Jika Anda mengalami salah satu dari gejala ini, Anda mungkin memiliki kadar testosteron yang rendah. Memperoleh konsultasi dengan spesialis dan melakukan tes testosteron dari darah Anda disarankan.
Faktor Penyebab Testosteron Rendah
Beberapa faktor dapat menyumbang pada rendahnya testosteron, termasuk:
1. Penuaan: Pria di atas 40 tahun mengalami penurunan testosteron secara bertahap, dengan risiko yang meningkat seiring usia.
2. Kondisi kesehatan lainnya: Penyakit yang mempengaruhi produksi hormon, seperti gangguan kelenjar pituitari atau cedera parah pada testis.
3. Penggunaan obat: Penyalahgunaan steroid atau penggunaaan testosteron secara mandiri tanpa pengawasan medis.
4. Obesitas
5. Radiasi atau kemoterapi
Diabetes dan Testosteron Rendah
Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa diabetes juga dapat menurunkan kadar testosteron. Pria dengan diabetes memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk memiliki testosteron rendah dibandingkan non-diabetik, terutama jika mereka juga mengalami kelebihan berat badan. Hal ini disebabkan oleh penurunan fungsi otak yang mengendalikan produksi hormon testis. Pasien diabetes dengan gejala ini sebaiknya memberi tahu ahli endokrinologi mereka untuk memeriksa kadar testosteron rendah.
Pencegahan Testosteron Rendah
Untuk mencegah testosteron rendah, pertimbangkan hal-hal berikut:
1. Kendalikan berat badan Anda: Studi menunjukkan bahwa penurunan berat badan melalui diet dan olahraga dapat meningkatkan kadar testosteron.
2. Kendalikan kondisi kronis: Jaga kontrol yang baik atas gula darah, tekanan darah, dan kolesterol untuk menghindari komplikasi yang dapat menurunkan testosteron.
3. Hindari penyalahgunaan zat: Hindari penggunaan obat-obatan, merokok, serta konsumsi alkohol berlebihan.
4. Dapatkan istirahat yang cukup.
5. Konsumsi makanan sehat.
6. Berolahraga secara teratur.
7. Kelola stres.
Jika Anda curiga memiliki testosteron rendah, berkonsultasilah dengan dokter segera. Tes biasanya memerlukan puasa setelah tengah malam. Jika testosteron rendah terdeteksi, perawatan akan disediakan. Di Rumah Sakit Phyathai 2, kami memiliki tim spesialis yang dapat mendiagnosa dan mengobati kondisi ini dengan akurat.
Dr. Wiwat Rodprasert Dokter Endokrinologi yang berspesialisasi dalam metabolisme Pusat Diabetes dan Endokrinologi, Rumah Sakit Phyathai 2
Sumber: Rumah Sakit Phyathai 2
Artikel dalam kategori ini ditulis oleh tim editorial kami untuk membuat Anda tetap mendapat informasi tentang berita wisata medis dan layanan kesehatan terbaru.

September 19, 2024

September 20, 2024