
SINGAPURA – Pada hari Rabu (26 Feb), Kementerian Tenaga Kerja (MOM) Singapura melaporkan bahwa negara tersebut mengalami rata-rata 338 kasus gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan setiap tahunnya dari tahun 2020 hingga semester pertama tahun 2024. Lebih dari 90% dari kasus ini melibatkan cedera punggung, sedangkan sisanya terkait dengan cedera lengan.
SINGAPURA – Pada hari Rabu (26 Feb), Kementerian Tenaga Kerja Singapura (MOM) melaporkan bahwa negara ini mengalami rata-rata 338 kasus gangguan muskuloskeletal terkait kerja (MSD) setiap tahun dari 2020 hingga paruh pertama 2024. Lebih dari 90% kasus ini melibatkan cedera punggung, sementara sisanya terkait dengan cedera lengan.
Laporan tersebut menyoroti bahwa mayoritas gangguan ini merupakan cedera akut, seperti cedera punggung mendadak, yang harus dilaporkan oleh pemberi kerja secara hukum. Sebagian kecil kasus melibatkan stres dan peradangan ergonomis kronis, yang biasanya didiagnosis dan dilaporkan oleh profesional medis.
Kementerian menekankan bahwa pemberi kerja sebaiknya mengambil langkah proaktif untuk mengurangi faktor risiko di tempat kerja. Langkah-langkah ini meliputi penyediaan peralatan angkat, matras anti lelah, dan program pelatihan untuk meninjau teknik pengangkatan yang benar.
Data ini menekankan pentingnya keselamatan dan praktik ergonomis di tempat kerja untuk mencegah gangguan muskuloskeletal, yang tetap menjadi perhatian signifikan bagi pekerja di Singapura.
Sumber
Artikel dalam kategori ini ditulis oleh tim editorial kami untuk membuat Anda tetap mendapat informasi tentang berita wisata medis dan layanan kesehatan terbaru.